Minggu, 12 Agustus 2012

CINYA YANG DIPISAHKAN OLEH JARAK DAN WAKTU (Oleh: Erick M. Sila)

Malam itu, udara di luar terasa amat dingin hingga menembus jendela kamarku. Jarum jam telah menunjukkan pukul 01.27 pagi. Aku tidak tahu, entah mengapa aku tidak bisa tidur malam itu. Aku juga tidak tahu awal semua itu. Saat itu hanyalah lolongan anjing yang terdengar dari kejauhan dan nyanyian merdu para jangkrik yang masih setia menemani aku. Akan tetapi, sedikit aku tahu tentang perasaanku saat itu. JerryFal sayang, aku kangen sama kamu. Apakah kamu juga kangen samaku Jer? Aku bertanya dalam hatiku seakan kamu ada di sisiku saat itu. Aneh, bukan? Ya... aneh memang, tapi itulah cinta. Cinta itu ibarat kesehatan. Ketika seseorang merasakan sakit, barulah ia mengerti bahwa betapa berharganya kesehatan itu baginya. Demikian juga dengan cinta. Bila cinta itu ada di depan mata, orang tidak menjaganya dengan baik bahkan meremehkan dan mengabaikannya. Tetapi apabila cinta itu jauh dari pandangan mata – dipisahkan oleh jarak dan waktu – barulah ia mengerti akan cinta yang sesungguhnya. Di senilah terkadang orang menyesal, namun apa boleh dikata, penyesalan di kemudian hari hanyalah sebuah kesia-siaan. Memang, tapi itu bukanlah hal yang menimpa diriku saat ini. Akan tetapi tidak ‘ku sangkal kenyataan bahwa aku dan kamu juga dipisahkan oleh jarak dan waktu itu. Aku di sini dan kamu jauh di sana. Jer, aku berharap suatu saat kita akan bertemu lagi. Jujur dari hati yang paling dalam, aku kangen bangat sama kamu. Kamu masih ingat ngga? Malam tanggal 15 Juli? Aku masih mengingatnya dengan jelas. Itu adalah kenangan dan juga sejarah bagiku, jadi tidak mungkin aku melupakannya begitu saja. Aku tidak akan membiarkan kenangan itu hilang bersama waktu. Aku masih mengingatnya dengan jelas sayang. Malam yang indah di mana kata itu terucap dari bibirku dan kamu pun menanggapinya dengan senang hati. Inilah awal kisah kita. Aku berharap kamu tidak lupa akan kenangan indah itu. Hari berlalu, bulan pun berganti. Kisah cinta yang indah antara aku dan dirimu berjalan dengan baik. Hari-hari kita lalui dengan canda dan tawa. Itu semua menunjukkan gambaran dirimu yang unik dan luar biasa. Walaupun aku dan kamu dipisahkan oleh jarak dan waktu, kamu tidak lupa menanyakan kabarku. Demikian juga dengan aku. Aku selalu menanyakan kabarmu jika aku benar-benar tidak sibuk. Jika memang kadang aku lupa, itu bukan berarti tidak ada lagi hubungan batin di antara kita. Itu semua terjadi di luar batas kemampuanku sebagai manusia biasa. Walau pun demikian, aku mencoba 'tuk setia dan bertahan pada satu cinta. Jujur, tidak sesaat pun aku melupakanmu. Sayang, seandainya saat ini kamu ada di sampingku, aku akan mengatakannya sekali lagi bahwa AKU CINTA PADAMU. Ya, aku mencintai kamu karena kamu adalah kamu. Percaya ngga percaya, itulah ungkapan dari lubuk hatiku yang paling dalam dan agar kamu tahu bahwa itulah kesungguhan rasa. Terkadang aku meragukan kesetiaanmu di seberang sana. Aku bukanlah polisi yang mewajibkanmu melapor setiap saat. Tapi, aku adalah aku yang tidak sama dengan aku, aku yang lain. Aku adalah aku yang ‘ku akui dalam pengakuanku. Atas dasar itulah maka aku mencintaimu seperti apa adanya dirimu. Tetapi aku percaya sama kamu koq… kata orang “cinta yang dipisahkan oleh jarak dan waktu tidak akan bertahan lama”. Memang, tapi itu kata orang. Bagiku itu relatif. Semuanya tergantung dari pelaku cinta itu sendiri, tergantung orang yang menjalaninya. Jika saling percaya, semuanya itu tidak ada yang mustahil. Jika memang itu benar atau salah, biarlah waktu yang akan mejawabnya. Aku berjanji pada diriku sendiri, jika memang suatu saat kita dihadapkan pada sebuah persimpangan jalan dan masing-masing harus mengikuti arah dan tujuah masing masing, aku ikhlas merelakanmu pergi. Akan tetapi, satu hal yang ingin kamu ketahui bahwa cintaku tidak akan pudar untukmu. Aku akan selalu ada untukmu walaupun tidak secara langsung aku ada di sampingmu, namun percayalah aku ada di sana. Walau dari tempat yang jauh, aku akan selalu ada untukmu. Di sini juga aku ingin mengucapkan rasa syukur kepada Sang Cinta, karena Ia telah memberikan seorang sahabat terbaik seperti kamu. Kamu adalah seorang gadis rupawan, seorang yang unik yang pernah aku kenal dalam hidupku. Kamu sungguh luar biasa. Terima kasih ya sayang, terima kasih karena kamu mau hadir dan mewarnai dan mengisi hidupku. Bagiku, kamu adalah rembulan yang bersinar dalam kegelapan hatiku. Aku akan mejagamu selalu, kamu jangan pergi lagi ya! Karena aku sayang bangat sama kamu. Sayang…. Kisah ini tidak akan cukup untuk satu buku tulis saja. Walaupun demikian, aku mencoba mengisahkan dan menuliskannya kembali kepadamu, kepada dia dan kepada mereka yang mengharapkan dan mengidolakan cinta. Walaupun singkat namun penuh makna dan inspirasi. Aku berharap kamu senang bila membacanya. Aku juga berharap,jika kamu merasa sedih kamu bisa membacanya lagi. Aku yakin kisah ini akan menjadi obat mujarab dan inspirasi bagi kamu dan bagi semua orang yang mungkin juga mengalami atau memiliki kisah yang sama seperti kisah kita ini. Sayang, sudah jam 02. 25 ne… aku akhiri ceritanya ya…? Tapi di akhir cerita ini, aku belum menemukan obat penawar rinduku padamu. Tadi aku berpikir dengan menuangkan segala perasaanku dalam tulisan ini, rasa kangenku padamu akan sedikit terobati. Tetapi, aku ngga tahu entah kenapa? Rasa kangenku padamu semakin kuat. Jujur, aku sangat mengharapkan pertemuan yang kedua. Apakah kamu juga merasakan sama seperti yang aku rasakan saat ini sayangku?
Bersama dengan ini, aku juga ingin menuangkan segala perasaanku padamu dalam untaian kata indah berikut ini: Ya... di malam yang sepi itu... Aku terpaku dan terpana Mengingatmu di seberang sana, Mengingat suara lembutmu Membangkitkan rasa ingin jumpa Aku kangen sayang… Aku merindukan kehadiranmu di sini Apakah kamu juga kangen samaku di sana? Aku tahu kamu jauh di sana Namun kamu selalu dekat di hati Untukmu ‘ku rangkai kata ini Semoga kisah ini indah Ya… selamanya Selamanya bersamamu Sering aku katakan padakmu Bahwa tak sesaat pun aku melupakanmu Kamu selalu ada di setiap hembusan nafasku Namun ‘ku sadari saat ini Saat ini kamu jauh dariku Tapi, percayalah Hatiku hanya untukmu Memang, waktu itu kamu sempat pergi meninggalkanku karena tugas dan studimu. Aku tidak marah padamu karena aku tahu bahwa itu demi masa depan kamu sendiri. Tetapi supaya kamu ketahui bahwa saat itu aku sangat merindukanmu. Kini kamu telah kembali dan aku berharap kamu tidak pergi lagi, jauh dari hatiku. Aku berjanji akan memberikan tempat yang terindah di hatiku. Sayang… sekali lagi, aku sayang sama kamu. Ya… aku akan selalu menyayangimu dari tempat yang jauh walaupun kamu sendiri tidak menyadarinya. Sebagai akhir kisah ini, aku berharap persahabatan kita tetap abadi selamanya. Selama hayat dikandung badan. Semoga kamu tidak bosan dengan kalimat ini: Aku mencintaimu. Sampai kapan pun, sampai aku menutup mata... tetapi kamu juga harus ingat akan satu hal: jika kamu menyembunyikan sesuatu di balik semuanya ini, aku tidak akan segan-segan untuk pergi. aku tahu bahwa aku bukan siapa-siapa. walaupun demikian, aku adalah manusia yang bebas, aku bisa saja pergi jika aku tidak tahan lagi dengan keadaan seperti ini. jadi maafkan aku jika aku pergi menyanyikan laguku dan menyusun puisiku sendiri. Semua ini terjadi karena ulah kamu sendiri. siapa yang salah? ya, karena Aku bukan seorang tahanan polisi yang wajib melapor setipa pagi. ya... kamu selalu mengadili aku atas nama cinta. jika itu terus terjadi, aku tidak akan bertahan. kamu menyebarkan panas terik dari hatimu setiap saat.. sungguh hatiku sudah layu dan hampir mati. aku mohon padamu, siramilah dengan air kasih agar aku bisah tumbuh lagi dan menjadi subur untuk meyebarkan aroma dan keindahan dari bunga cinta yang kamu sirami sendiri itu. sebab, apa yang kamu tanam itulah yang kamu tuai. jika kamu menabur badai, maka kamu juga akan menuai bencana; dan jika kamu menabur kasih kamu akan menuai kebahagiaan.